Anda bukan Orang Asing di Sini
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh" - Efesus 2:19-22
Kami segenap Pendeta, Majelis dan seluruh Jemaat mengucapkan selamat datang bagi Jemaat yang baru pertama kali hadir dalam ibadah minggu di Gereja HKBP Ressort Pondok Kopi. Anda bukan Orang Asing ditempat kami, Anda adalah bagian dari keluarga besar dari Gereja HKBP Ressort Pondok Kopi.
Bagi Jemaat yang baru hadir dan belum memiliki tempat ibadah yang tetap, kami dengan senang hati menyambut dan membantu bapak ibu untuk dapat menjadi bagian dari keluarga besar HKBP Ressort Pondok Kopi untuk menjadi Jemaat tetap di Gereja kami. Silahkan menghubungi Pendeta atau Majelis yang bertugas, kami siap membantu Anda.
Tuhan Yesus Kristus Memberkati
Minggu XXI Dung Trinitatis
MANGARAMOTI DIRI DI BAGASAN HOLONG NI ROHA NI DEBATA
MEMELIHARA DIRI DALAM KASIH ALLAH - Judas 1 : 17 - 23
Syalom, Selamat bersua kembali di minggu ke- XXI ses. Trinitatis saat ini. Yang bagi gereja kita diberikan topik :”Memelihara Diri dalam kasih Allah/ Manaramoti diri dibagasan holong ni roha NI Debata“ Saudara, . Kitab yang paling pendek dalam Alkitab ini , yang hanya satu pasal, 25 ayat. namun sarat dengan pesan yang tegas dan mendalam. Yudas menulis pada masa di mana gereja sedang berhadapan dengan krisis moral dan teologis. Orang-orang yang mengaku percaya mulai menyimpang dari ajaran rasuli.
Mereka menyelewengkan kasih karunia Allah menjadi alasan untuk hidup dalam dosa (Yud. 4). Yudas menulis dengan keprihatinan yang mendalam. Ia tahu bahwa gereja yang baru bertumbuh dapat kehilangan arah jika tidak berhati-hati. Dalam ayat 17–23, ia menegaskan pesan kunci: “Peliharalah dirimu dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus untuk hidup yang kekal.” Kalimat ini menjadi poros teologis dari seluruh surat. Di tengah arus penyimpangan dan kebingungan, Yudas tidak hanya menegur, tetapi juga memberikan fondasi rohani: kasih Allah adalah pelindung sekaligus kekuatan untuk bertahan. .
Dalam konteks zaman ini, pesan Yudas terasa semakin relevan. Gereja modern menghadapi tantangan yang berbeda namun serupa—ajaran palsu, krisis moral, dan kehidupan iman yang dangkal. Banyak orang beriman, namun tidak sedikit yang kehilangan kasih. Karena itu, memelihara diri dalam kasih Allah bukan sekadar tindakan moral, tetapi panggilan eksistensial bagi umat yang hidup di tengah zaman yang penuh kekacauan spiritual . Yudas meminta jemaat untuk melakukan tiga hal: berdiri di atas dasar iman, berdoa dalam Roh Kudus, dan menjaga diri (20-21). Hal ketiga itu harus dilakukan di tengah banyaknya pengejek yang akan memecah belah gereja karena mereka hidup menurut hawa nafsu kefasikan dan keinginan dunia (18-19). Artinya, jemaat harus memiliki pendirian yang kuat dalam iman dan mengandalkan Roh Kudus agar tidak mempengaruhi pengajaran dan kehidupan orang fasik. Juga kerelaan untuk saling menjaga dan saling membantu terutama mereka yang belum memiliki pendirian iman yang teguh agar tidak terjerumus kepada kefasikan. Itu harus dilakukan secara konsisten (22-23. ). Patinya, untuk kehidupan jemaat sekarang ini hal ini masih relevan. Kita harus mempertahankan iman kita dengan terus menegakkannya pada kebenaran firman Tuhan. Kita perlu terus meminta bantuan Roh Kudus agar kita bisa menang terhadap godaan orang fasik.
Dengan menjaga sesama, kita menjaga diri sendiri. Itu berlaku sebaliknya. Ketika kita secara konsisten menghidupi kebenaran, kita membimbing saudara- saudara yang lain untuk menghidupi kebenaran. Dengan demikian, benarlah kata Amsal, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Ams. 27:17).
Pdt. BengSil.





.png)



























